Jacuzzi Gunung Peyek Riwayatmu Kini

Setelah tidak puas dengan pemandian air panas Gunung Panjang, kami memutuskan untuk ke destinasi selanjutnya yang tidak jauh dari lokasi sebelumnya, yaitu Gunung Peyek. Untuk menuju lokasi tersebut, kami melewati kompleks militer lalu tiba di sebuah perkampungan. Dari perkampungan ini kita bisa menitipkan motor di rumah warga, dengan membayar parkir sebesar Rp 5.000. 


Dari rumah warga, perjalanan masih harus ditempuh dengan berjalan kaki melewati pematang sawah dengan jarak sekitar 200 meter. Saat melewati sawah haruslah waspada, karena saat melintas, kami menemukan ular sawah sedang memangsa kodok. Beruntung, ular itu tidak terinjak oleh kaki saya. 

Dari kejauhan sudah nampak gundukan berwarna putih kecoklatan, dan itulah yang disebut warga sekitar sebagai Situs Gunung Peyek. Tempat ini memang dianggap sakral, jadi hanya untuk keperluan tertentu.

Saat sampai lokasi, saya terheran-heran. Ada yang berbeda ketika saya kembali menyambangi “jacuzzi” Gunung Peyek dan membandingkan keadaannya seperti pada tahun lalu. Di lokasi Situs Gunung Peyek ini sudah sangat berubah drastis, sehingga membuat saya pangling. Lubang-lubang sumber air panas yang berada di bukit kapur, kini telah ditutupi oleh besi dan diberi pagar, kondisinya pun memperihatinkan, kotor dan berbuih. Pada bagian bawah bukit juga sudah dibangun kolam pemandian air panas dan terdapat warung-warung semi permanen. 

Awalnya saya dan istri ingin berendam air panas di sana sambil menikmati suasana pemandangan sawah nan asri. Tapi begitu melihat kondisinya seperti itu, saya mengurungkan niat, karena tidak ada lagi yang bisa dinikmati. Padahal orang-orang pada umumnya datang ingin menikmati suguhan sumber air panas alami yang dipadukan dengan keindahan pemandangan layaknya di Jepang, tapi malah dibangun seperti kolam renang. Tidak ada yang spesial lagi. Maka dari itu, kini saya telah mencoret dari daftar destinasi yang ingin saya rekomendasikan kepada rekan-rekan semuanya.


Lagi-lagi saya kecewa...semoga mereka bisa berbenah diri lebih baik lagi. 




*padahal dulunya begini

No comments:

Post a Comment