Kamera Dilarang "Konser" !
Puncak dari acara Soundrenaline tahun ini digelar di Stadion Maguwoharjo, Yogyakarta, 29 Juni 2013, dengan mengusung tema A Journey Of Rock Harmony. Ini pertama kalinya saya hadir di event musik terbesar Indonesia. Acara dimulai siang hari, dan saya datang sekitar pukul 14.00, saat itu saya datang sendiri dan langsung bergegas menuju venue, karena dari tempat parkir sudah terdengar jelas hentakan double pedal drum dari Deadsquad yang membuat saya merinding.
Di barikade menuju loket tampak beberapa orang berseragam hitam dan berbadan cukup besar yang langsung mengidentifikasi isi dari tas slempang yang saya bawa. Dan benar, ketika baru mau masuk ke Ticket Box, saya langsung diperingatkan security nya bahwa tidak boleh membawa kamera dan alat perekam profesional lainnya. Setelah saya tanya alasan pelarangan ini, si security itu hanya memberikan alasan klise “Maaf, saya hanya menjalankan peraturan”. Lantas saja kuurungkan niat untuk beli tiket seharga Rp 25.000 ini.
Di pintu loket tersebut memang terlihat jelas adanya banner yang menerangkan bahwa dilarang membawa kamera, bahkan untuk kamera pocket sekalipun. Saya bingung, baru kali ini nonton konser outdoor di Indonesia dilarang untuk membawa kamera. Padahal, setiap pengunjung/penonton pasti ingin punya kenang-kenangan di salah satu event terbesar di Indonesia ini, yaitu mengabadikan moment lewat foto.
Dari situ saya mulai mikir bagaimana caranya masuk dengan membawa kamera. Gak lama kemudian, di depan loket ada juga beberapa calon penonton yang bernasib sama dengan saya, yaitu membawa kamera, dan parahnya lagi mereka udah datang jauh-jauh dari luar kota seperti Tegal, Magelang, Semarang, dan juga Solo. Dan gak mungkin kan mereka harus balik lagi ke kota masing-masing untuk naruh kameranya. Mereka semua pada kecewa, soalnya udah dateng jauh-jauh dan terlanjur beli tiketnya.
Menurut informasi yang mereka dapetin dari panitia, yang boleh bawa kamera ke dalam hanya orang-orang yang telah terdaftar dan juga peserta lomba foto. Tapi entah kenapa kamera HP dan komputer tablet gak dilarang di sini, padahal kan sekarang resolusinya juga semakin besar, malahan hampir menyaingi DSLR. Dan anehnya lagi, salah seorang teman saya yang bawa kamera Lomo yang media penyimpanannya berupa film juga dilarang masuk.
Jujur, kami semua merasa kecewa sekali, karena sebelumnya tidak ada pemberitahuan mengenai peraturan yang satu ini, dan informasi tentang acaranya juga sangat minim, tidak adanya website resmi yang memberitahukan tentang jadwal acara, peraturan, dan lain-lain layaknya event besar lainnya. Seharusnya jika membuat peraturan seperti ini, harus disertai alasan yang jelas dan masuk akal, serta pihak panitia harus menyediakan tempat penitipan kamera yang aman dan nyaman, agar pengunjung yang sudah jauh-jauh datang ke venue tidak batal menonton.
Beruntung, sore itu ada rombongan temen saya dari komunitas foto di Solo yang juga memiliki masalah yang sama, dan setelah berkordinasi dengan beberapa pihak panitia, akhirnya dari komunitas tersebut diperbolehkan membawa kamera ke dalam, dan saya pun bergabung dengan mereka, dan bisa memotret di dalam, walaupun sudah melewatkan band-band keren yang udah tampil :(
Di barikade menuju loket tampak beberapa orang berseragam hitam dan berbadan cukup besar yang langsung mengidentifikasi isi dari tas slempang yang saya bawa. Dan benar, ketika baru mau masuk ke Ticket Box, saya langsung diperingatkan security nya bahwa tidak boleh membawa kamera dan alat perekam profesional lainnya. Setelah saya tanya alasan pelarangan ini, si security itu hanya memberikan alasan klise “Maaf, saya hanya menjalankan peraturan”. Lantas saja kuurungkan niat untuk beli tiket seharga Rp 25.000 ini.
Di pintu loket tersebut memang terlihat jelas adanya banner yang menerangkan bahwa dilarang membawa kamera, bahkan untuk kamera pocket sekalipun. Saya bingung, baru kali ini nonton konser outdoor di Indonesia dilarang untuk membawa kamera. Padahal, setiap pengunjung/penonton pasti ingin punya kenang-kenangan di salah satu event terbesar di Indonesia ini, yaitu mengabadikan moment lewat foto.
Dari situ saya mulai mikir bagaimana caranya masuk dengan membawa kamera. Gak lama kemudian, di depan loket ada juga beberapa calon penonton yang bernasib sama dengan saya, yaitu membawa kamera, dan parahnya lagi mereka udah datang jauh-jauh dari luar kota seperti Tegal, Magelang, Semarang, dan juga Solo. Dan gak mungkin kan mereka harus balik lagi ke kota masing-masing untuk naruh kameranya. Mereka semua pada kecewa, soalnya udah dateng jauh-jauh dan terlanjur beli tiketnya.
Menurut informasi yang mereka dapetin dari panitia, yang boleh bawa kamera ke dalam hanya orang-orang yang telah terdaftar dan juga peserta lomba foto. Tapi entah kenapa kamera HP dan komputer tablet gak dilarang di sini, padahal kan sekarang resolusinya juga semakin besar, malahan hampir menyaingi DSLR. Dan anehnya lagi, salah seorang teman saya yang bawa kamera Lomo yang media penyimpanannya berupa film juga dilarang masuk.
Jujur, kami semua merasa kecewa sekali, karena sebelumnya tidak ada pemberitahuan mengenai peraturan yang satu ini, dan informasi tentang acaranya juga sangat minim, tidak adanya website resmi yang memberitahukan tentang jadwal acara, peraturan, dan lain-lain layaknya event besar lainnya. Seharusnya jika membuat peraturan seperti ini, harus disertai alasan yang jelas dan masuk akal, serta pihak panitia harus menyediakan tempat penitipan kamera yang aman dan nyaman, agar pengunjung yang sudah jauh-jauh datang ke venue tidak batal menonton.
Beruntung, sore itu ada rombongan temen saya dari komunitas foto di Solo yang juga memiliki masalah yang sama, dan setelah berkordinasi dengan beberapa pihak panitia, akhirnya dari komunitas tersebut diperbolehkan membawa kamera ke dalam, dan saya pun bergabung dengan mereka, dan bisa memotret di dalam, walaupun sudah melewatkan band-band keren yang udah tampil :(
No comments:
Post a Comment