Mahalnya Tarif Masuk Pemandian Air Panas Gunung Panjang

Saat masih tinggal di Jogja, istri saya selalu mandi menggunakan air panas di rumahnya. Namun setelah sudah menikah dan tinggal bersama saya, dia jadi jarang mandi pakai air panas, karena malas harus merebus air dulu :D Nah, suatu pagi saat libur, saya sempatkan mengajaknya untuk mencoba berendam di air panas alami yang letaknya sekitar 1 jam dari Pamulang, yaitu di pemandian air panas Gunung Panjang, Ciseeng, Parung, Kabupaten Bogor.

Dengan lokasi yang tidak jauh dari kota Jakarta, membuat pemandian ini cukup ramai bila akhir pekan. Di Ciseeng sendiri terdapat kawasan gunung kapur yang memiliki sumber air panas alami. Di kawasan ini pula terdapat beberapa tempat pemandian air panas yang yang telah dikelola swasta maupun oleh masyarakat setempat, seperti Tirta Sanita, Gunung Panjang, dan juga Gunung Peyek. Namun pada hari itu, saya memutuskan untuk berendam ke air panas Gunung Panjang.

Setahun sebelumnya, saya sudah pernah mengunjungi tempat ini sendirian. Saya sangat berharap di kunjungan yang ke-dua ini obyek wisatanya semakin maju dan terawat. Tapi sayangnya, saat ke sana, tidak ada perubahan sama sekali dalam hal pengelolaannya. Malah semakin mahal. Untuk parkir harus merogoh kocek Rp 5.000, menurut saya ini masih batas wajar. Namun saat masuk lokasi dikenakan tarif sebesar Rp 10.000 per orang. Itu pun hanya untuk masuk kawasan yang tidak bagus-bagus amat. 

Untuk menuju tempat pemandiannya masih harus berjalan kaki menaiki bukit. Saat sampai di lokasi, ternyata masih dikenakan biaya lagi jika ingin berendam di air panas, yaitu sebesar Rp 10.000 per orang.  Padahal tahun kemarin hanya Rp 5.000. Lha terus kenapa gak dijadiin 1 aja karcis dan tarifnya di depan, tanpa perlu bayar lagi. Sungguh merepotkan sekali. 

Memang hanya Rp 20.000 per orang, tapi menurut saya, dengan uang sebesar itu tidaklah sebanding dengan fasilitas apa yang kita dapatkan, karena bahkan untuk mandi membilas badan atau toilet pun masih dikenakan tarif lagi sebesar Rp 5.000.

What the ffff….

Dikit-dikit bayar, kalau dijumlahkan juga jadi besar dengan fasilitas yang minim sekali. Memang jika di foto nampak indah sekali, karena saya poles sedikit dengan angle tertentu. Padahal, pada kenyataanya tidak seperti itu. Sampah berserakan di mana-mana. 


Kurangnya tempat sampah dan kesadaran pengunjung serta pengelola, membuat banyak lalat yang mengerubungi tempat ini dan menjadi kumuh. Bahkan saat kami datang, ada beberapa keluarga yang “kecele” dengan tempatnya, sehingga memutuskan untuk pulang lagi daripada harus membayar sebesar Rp 10.000. Begitu juga dengan istri saya yang enggan nyemplung ke dalam kolam, karena merasa tidak nyaman. Yahh, apa boleh buat, karena demi pekerjaan, akhirnya saya berendam sejenak di kolam itu.

Bila dibandingkan dengan destinasi lain, pengelolaan di Gunung Panjang ini sangat kurang sekali. Sangat disayangkan, apa yang dibayarkan tidak sebanding dengan apa yang kita dapatkan. Seharusnya mereka berbenah diri dan berkaca pada obyek wisata lain.


Jadi, sudah cukup tahulah tempat ini.

3 comments:

  1. Tiket masuk dan parkir mahal tp tempatnya kumuh dan sampah dimana2

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, di tiap sudut banyak sampah. Belum lagi airnya yang kotor.

      Delete
  2. Orang Indonesia kan memang tidak pernah ada kesadaran walaupun ada plangnya juga. Memang seharusnya ditutup untuk wisata alam sebelum hancur atau tarif dimahalkan.

    ReplyDelete