Resiko Mendaki Gunung Saat Malam Hari


Malam hari biasanya digunakan untuk istirahat, namun banyak juga para pendaki yang memilih malam hari untuk melakukan pendakian ke gunung, salah satu alasannya adalah udaranya tidak panas. Selain itu salah satu gunung di Indonesia, yaitu Semeru memiliki aturan harus turun dari puncak pukul 10.00 pagi, karena dikhawatirkan angin akan berubah arah membawa gas beracun. Jadi mau tidak mau para pendaki harus mendaki ke puncak saat malam hari. Namun begitu, ada resiko-resiko yang harus dihadapi ketika mendaki di malam hari seperti :

1. Dingin
Saat malam hari tentunya udara lebih dingin daripada siang hari. Hal ini berpotensi besar akan terkena hipotermia, terutama jika cuaca sedang buruk.

2. Mengantuk
Manusia diciptakan sebagai makhluk diurnal, yaitu beraktifitas di siang hari, dan ketika malam hari otak otomatis akan merespon tubuh yang telah lelah, sehingga akan terasa mengantuk, karena pada malam hari inilah waktu yang tepat untuk beristirahat.

3. Disorientasi medan
Ketika malam hari, cahaya matahari telah bersembunyi di balik cakrawala sehingga semuanya akan gelap. Di kegelapan itulah mata kita sulit untuk melihat di kejauhan untuk melakukan navigasi, meskipun ada senter sebagai penerangan, hal itu belumlah cukup, karena cahayanya tidak mencakup semuanya. Banyak para pendaki yang tersesat di malam hari karena disorientasi medan, bahkan banyak pula yang mengalami kecelakaan seperti masuk ke dalam jurang karena mata tidak bisa melihat dengan jelas.

4. Gangguan satwa liar
Jika “beruntung” sobat petualang sekalian akan bertemu dengan satwa-satwa nocturnal atau yang aktif di malam hari seperti burung hantu, musang, tarsius, hingga macan tutul

5. Sulit memotret
Bagi yang memiliki hobi fotografi tentunya akan kecewa, karena akan kesulitan memotret. Sebab fotografi sangat membutuhkan cahaya, meskipun ada lampu flash dan senter, itu tidaklah cukup, karena tidak bisa menjangkau bentang alam yang sangat luas, belum lagi kesulitan untuk autofocus dan mau tidak mau harus menggunakan long exposure untuk mendapatkan foto pemandangan di malam hari.

6. Halusinasi
Ketika berjalan di malam hari tubuh juga akan lelah, di saat lelah itulah biasanya otak manusia akan “membuat” imajinasinya sendiri, sehingga mata akan merasa melihat objek-objek yang tidak masuk akal ketika berada di atas gunung, dan hal itu akan mempengaruhi psikologis pendaki itu sendiri.

Meskipun begitu itu adalah pilihan masing-masing mau mendaki saat siang atau malam hari, namun yang jelas para pendaki harus bisa mengantisipasi segala resiko yang ada saat mendaki di malam hari.


2 comments:

  1. dulu biasa ndaki malem (karena diajak), sekarang lebih nyaman ndaki pas terang, bisa liat pemandangan, malem buat istirahat. Cuma, resiko kalau ndaki siang...malemnya susah tidur karena keganggu pendaki malam hari yang kadang teriak teriak di sekitar pos :D

    ReplyDelete
  2. Lebih enak siang lah, lebih sehat. Emang kadang gak tau diri tuh org2, udh tau malem malah teriak2. Minta disuruh push up tuh org :p

    ReplyDelete