Petualang Super Tidak Merokok !

Dalam sebuah TVC iklan rokok menampilkan 3 orang pemuda gagah yang gemar berpetualang. Mereka dengan hebatnya melakukan hal-hal yang bersifat petualangan seperti mengendarai jeep, surfing pada malam hari, mendaki gunung, panjat tebing, menembus pekatnya rimba, caving dan bermain skateboard di dalam goa. Keren memang. Tapi dengan kekerenannya itu ternyata iklan tersebut memiliki subliminal message atau pesan terselubung, yaitu mengajak para pemuda Indonesia yang gemar bertualang untuk mengkonsumsi rokok, dan menjadikan produk rokok tersebut sebagai “teman” perjalanan, serta menciptakan imej bahwa seorang petualang haruslah merokok.

Bagi orang awam, hal-hal tersebut tidaklah disadari, atau bahkan mengacuhkannya. Tapi pada kenyataannya iklan tersebut mendoktrin, mempersuasi alam bawah sadar para target audience-nya untuk melakukan sesuatu sesuai pesan yang disampaikan iklan tersebut, yaitu mengkonsumsi rokok.

Banyak sekali orang-orang Indonesia yang terbujuk “rayuan” pada iklan tersebut. Tapi tidak dengan saya ! Karena salah satu tujuan saya berpetualang adalah agar menjadi SEHAT, dengan menikmati dan mensyukuri segala apa yang telah Tuhan berikan. Alam yang indah, air yang bersih, dan udara yang sejuk, yang tidak bisa didapatkan di perkotaan. Menurutku ini adalah salah satu anugerah yang Tuhan berikan kepada makhluknya secara gratis…tiss…tiss. Coba bayangkan, seandainya Tuhan memberikan tarif untuk tiap menghirup udara sejuk adalah Rp 1, berapa uang yang harus dikeluarkan ketika mendaki gunung selama 3 hari ? Mungkin uangnya sudah bisa dipakai untuk membeli sebuah pabrik rokok indie.

Coba deh perhatiin kelakuan sebagian besar orang-orang yang ngerokok, jarang sekali diantara mereka yang membawa turun kembali puntung rokoknya. Biasanya setelah menghisap rokok, mereka akan "menyentil" begitu aja puntungnya. Nah inilah yang sulit kita pungut saat melakukan aksi bersih di gunung. Jumlahya sangat banyak sekali, dan bertebaran di mana-mana, di sepanjang perjalanan, terselip di semak-semak dan bebatuan.

Sehat itu mahal

Banyak orang yang rela mengeluarkan uang banyak hanya untuk berobat, melepaskan diri dari belenggu penyakit, cuma karena untuk sehat. Buat apa jauh-jauh ke gunung, dengan susah payah menggapai puncaknya kalau yang dihirup juga adalah “asap kematian” yang kita bawa sendiri ? Cukup di perkotaan sajalah kontaminasi asap-asap keparat itu beredar, dan janganlah di bawa ke gunung ! Karena di gunung adalah tempat untuk mencari ketenangan, tempat untuk menikmati udara dari “surga”.

Di negara ini, jumlah perokok aktif sangatlah banyak, bahkan mungkin sekitar 85% pendaki gunung adalah perokok, dan banyak yang beranggapan bahwa dengan merokok membuat tubuh menjadi hangat, padahal itu salah kaprah. Justru hal tersebut dapat membahayakan kesehatan, karena di atas gunung kadar oksigen lebih tipis, sehingga untuk mengatur bernapas pun lebih sulit. Gunakanlah cara lain yang lebih sehat untuk menghangatkan badan, seperti minum air jahe hangat pun cukup.

Selain dirugikan oleh asap yang dikeluarkan, rokok juga menyebabkan kerugian lain. Sudah banyak kasus kebakaran hutan akibat dari puntung rokok yang dibuang sembarangan tanpa mematikannya terlebih dahulu. Maka dari itu diharapkan para pendaki lebih bijak dan sadar akan tanggung jawabnya terhadap lingkungannya. Jadikan aktifitas petualangan itu menjadi aktifitas yang menyehatkan dan berguna bagi semua. Nikmatilah alam ini tanpa dengan merusaknya, lalu hiruplah udara sejuk sepuasnya selagi masih ada, dan sayangi kesehatanmu, orang-orang di sekitarmu, dan alam raya ini.

No comments:

Post a Comment